Hal ini tentu sangat menakutkan, demikian menurut Brett M Kissela, MD, pemimpin penelitian dan Direktur Neurology Residency Program di University of Cincinnati Neuroscience Institute.
Dari penelitian Kissela terlihat bahwa usia rata-rata pasien yang menderita stroke pertama pada 1993-1994 adalah 71 tahun. Namun, 10 tahun sesudahnya (tahun 2005), rata-rata usia tersebut menurun menjadi 68 tahun.
Yang makin memprihatinkan para peneliti, persentase pasien stroke pada usia 20-45 tahun meningkat hingga 7,3 persen pada 2005. Padahal, pada kurun waktu 1993-1994, persentasenya hanya sebesar 4,5 persen.
”Yang mengagetkan itu proporsi pasien usia di bawah 45 tahun. Proporsinya makin meningkat, tingkat kejadiannya juga naik,” ujar Kissela, merujuk pada hasil penelitian yang dipresentasikannya di American Stroke Association’s International Stroke Conference 2010 itu.
Menurut dia, sulit mengetahui apa yang mendorong perubahan ini. Namun, ia berspekulasi prevalensi diabetes, hipertensi, dan obesitas yang meningkat adalah penyebab utamanya.
”Stroke itu penyakit mengenaskan yang mengubah hidup penderitanya. Penyakit ini bisa memengaruhi orang muda dan kami berharap data ini ditanggapi sebagai tanda untuk berjaga,” paparnya.
Hasil penelitian ini didapat setelah para peneliti merekam usia pasien yang dirawat untuk serangan stroke pertamanya dari musim panas 1993 hingga musim panas 1994, lalu membandingkannya dengan tahun 1999 dan 2005. Saat memonitor data pasien di Negara Bagian Ohio dan Kentucky, para peneliti mencatat bahwa tren ini kemungkinan terjadi di seluruh negara bagian tersebut karena peningkatan faktor risiko (seperti diabetes dan obesitas) terlihat di seluruh Amerika.
Kalau sudah begini, tak ada lagi alasan yang mengatakan bahwa stroke hanyalah penyakit yang menyerang kaum lanjut usia, bukan?
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment